Kepala Bayi bunda Peyang? Berikut Penyebab dan Cara mengatasinya!

Posted by Klik

Sebagian para ibu-ibu di Indonesia pasti mengalami ini, ketika melahirkan seorang bayi yang lucu dan menggemaskan namun di lain hal mengalami keadaan yaitu bentuk kepala bayi yang tidak wajar atau disebut "peyang". 
Jangan khawatir bunda! Kepala bayi yang peyang bisa di cegah dan di atasi. 
Kenapa bisa terjadi KEPALA PEYANG PADA BAYI...???????
Di bawah ini penjelasannya!

Penyebab Kepala Bayi Peyang:
Sebenarnya apa saja penyebab kepala bayi jadi peyang?
  1. Gangguan bentuk kepala bayi dapat disebabkan karena Craniosynostosis, yaitu sebuah kondisi dimana bayi memiliki bentuk kepala yang tidak normal, akibat pembentukan dan penyatuan yang terlalu dini (awal) pada bagian tulang-tulang kepalanya.
    Umumnya, tulang-tulang kepala bayi baru akan menutup saat usianya mencapai hampir 2 tahun (18 bulan), sehingga memungkinkan otaknya untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Namun, bila tulang-tulang pada kepala bayi menutup terlalu dini (cepat/awal), maka dampaknya tak hanya akan mempengaruhi bentuk kepala bayi, namun juga akan mempengaruhi dan menghambat pertumbuhan otak bayi.
    Apabila Craniosynostosis yang menjadi penyebab peyang pada kepala bayi Anda, segera lakukan tindakan medis karena hal ini berbahaya, yakni dapat menyebabkan penekanan pada otak bayi Anda dan mengganggu pertumbuhan otaknya.
  2. Bentuk kepala bayi yang peyang juga dapat disebabkan karena adanya penekanan pada kepala bayi saat proses kelahiran.
    Selama proses kelahiran, kepala bayi dengan kondisi tulang tengkoraknya yang belum kokoh atau rapuh, melewati terowongan sempit pada tulang panggul sehingga bentuknya berubah.
    Pada kasus seperti ini, kepala bayi biasanya akan kembali berbentuk bulat normal dalam waktu sekitar enam minggu setelah kelahiran. Tapi terkadang, pada beberapa kasus, kepala bayi tidak kembali ke bentuk normal dan bentuk kepala di bagian belakang atau sisi kepalanya berbentuk rata. Kondisi kepala bayi berbentuk asimetris atau tidak rata ini dikenal dengan istilah deformational plagiocephaly atau flat head syndrome.
  3. Kepala bayi peyang juga dapat disebabkan karena adanya tekanan pada satu sisi kepala bayi secara signifikan dan terus-menerus. Hal ini biasanya disebabkan karena bayi terus-menerus tidur dalam posisi telentang saja, sehingga bagian kepala yang paling banyak dan sering mendapatkan tekanan adalah bagian belakang kepala bayi. Hal tersebut membuat bagian belakang kepala bayi menjadi rata atau peyang. Kondisi seperti ini disebut denganpositional plagiocephaly.
    Kepala bayi baru lahir belum menyatu tulang-tulangnya, jaringan-jaringannya belum tumbuh, masih longgar, dan banyak air. Hingga, bila ada tekanan pada satu sisi yang signifikan dan terus-menerus, menyebabkan kepalanya jadi peyang. Tapi, begitu tekanan pada satu sisi ini hilang, peyangnya juga hilang karena tengkoraknya masih berkembang dan tumbuh.

    Apakah bentuk kepala bayi yang peyang akan kembali normal dengan sendirinya? 
    Pada hampir sebagian besar kasus, bentuk kepala yang peyang tersebut perlahan-lahan akan membaik dengan sendirinya, seiring dengan semakin bertambahnya usia bayi/anak. Namun, mungkin membutuhkan waktu yang cukup lama dan mungkin juga perbaikannya tidak akan benar-benar sempurna.
    Bentuk kepala bayi Anda masih akan terus berubah sampai usia 18 bulan. Hal ini karena sambungan antar tulang-tulang tengkorak yang terdiri dari tulang rawan dan ubun-ubun baru mulai mengeras di usia 9 bulan dan menutup sempurna pada usia 18 bulan. Apabila bayi Anda masih berada dalam rentang usia ini, artinya Anda masih memiliki kesempatan untuk melakukan koreksi terhadap bentuk kepala bayi Anda yang tampak rata atau peyang.

    Cara mencegah dan mengatasi kepala bayi peyang
    Beberapa hal berikut ini dapat mencegah sekaligus mengatasi masalah bentuk kepala bayi yang peyang:
    1. Sering mengubah posisi tidur bayi.
    Sering-seringlah untuk mengubah-ubah posisi tidur bayi Anda. Artinya, jangan biarkan bayi Anda hanya tidur dengan satu posisi saja. 
    Tidur hanya dalam satu posisi saja akan memberikan tekanan yang terus-menerus pada satu titik (bagian tertentu) pada kepala bayi, sehingga membuat bagian yang terus-menerus mendapat tekanan tersebut menjadi peyang atau rata. 
    Sesekali posisikan bayi untuk tidur terlentang, sesekali ubah posisi tidurnya ke posisi tengkurap (tertelungkup), dan sesekali ubah posisi kepalanya saat tidur agar menghadap samping kanan atau kiri.
    Mungkin sebagian dari Anda merasa takut untuk menidurkan bayi dalam posisi tengkurap, karena pernah mendengar bahwa membiarkan bayi tidur dalam posisi tengkurap dapat meningkatkan risiko terjadinya Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian mendadak pada bayi. Hal tersebut memang benar. Menurut penelitian, SIDS memang banyak terjadi pada bayi yang suka tidur tengkurap. Kemungkinan kematian bayi disebabkan karena bayi tersedak atau tercekik saluran nafasnya sehingga napasnya berhenti.
    Tetapi, apakah itu artinya bayi benar-benar tidak boleh tidur dalam posisi tengkurap? Tentu saja tidak demikian. Bayi boleh-boleh saja untuk tidur dalam posisi tengkurap, asalkan tetap dalam pengawasan Anda (misalnya, saat bayi tidur pada siang hari), dan pastikan di sekitar bayi jangan sampai ada benda yang mengganggu atau menghalangi jalan pernafasannya.
    1. 2. Sering ganti posisi saat menyusui bayi
      Beberapa kasus kepala peyang pada bayi dapat disebabkan karena bayi tidur semalaman menghadap ke satu sisi saja, sambil menyusu pada ibunya. Bila dibiarkan terus-menerus, kebiasaan seperti ini dapat membuat kepala bayi menjadi peyang.
      Oleh karena itu, untuk mencegah dan mengatasinya, ketika menyusui bayi Anda (terutama bila Anda menyusui bayi dengan posisi sambil tidur/tiduran), selalu biasakan untuk mengganti-ganti posisi menyusui di kanan dan kiri untuk mencegah agar kepala bayi tidak peyang.

    1. 3. Gunakan bantal khusus untuk mencegah kepala bayi peyang
      Untuk mencegah kepala bayi jadi peyang karena sering tidur dalam posisi telentang, sebaiknya gunakan bantal khusus untuk bayi (biasa disebut bantal peyang). Penggunaan bantal tersebut dapat memperkecil kemungkinan timbulnya bentuk kepala yang peyang atau rata pada satu bagian sisi saja.
      4. Variasikan cara menggendong bayi
      Bayi yang sering tertidur dalam gendongan juga diduga dapat memiliki bentuk kepala yang peyang. Sebaiknya sering-seringah mengubah posisi gendongan Anda, jangan biarkan bayi tertidur pada posisi yang sama terlalu lama. Renggangkan juga ikatan gendongan bayi anda agar tidak terlalu kencang mengikat tubuhnya. 
      5. Sering ganti posisi saat menyusui bayi
      Beberapa kasus kepala peyang pada bayi dapat disebabkan karena bayi tidur semalaman menghadap ke satu sisi saja, sambil menyusu pada ibunya. Bila dibiarkan terus-menerus, kebiasaan seperti ini dapat membuat kepala bayi menjadi peyang.
      Oleh karena itu, untuk mencegah dan mengatasinya, ketika menyusui bayi Anda (terutama bila Anda menyusui bayi dengan posisi sambil tidur/tiduran), selalu biasakan untuk mengganti-ganti posisi menyusui di kanan dan kiri untuk mencegah agar kepala bayi tidak peyang.
      6. Latih bayi agar sering mengubah posisi tubuhnya
      Bila Anda melihat bahwa salah satu sisi kepala bayi Anda tidak rata atau peyang, coba rangsang dan latih bayi Anda untuk mengubah posisi tubuhnya. Jangan biarkan bayi untuk berada dalam satu posisi yang sama terus-menerus, misalnya terus-menerus menghadap ke arah samping kanan, atau terus-menerus terlentang.
      Cara melatihnya, Anda dapat menggunakan mainan lucu dengan warna dan suara yang menarik perhatiannya. Gerakkan secara perlahan ke arah Anda dan biarkan si kecil memutar kepalanya dan merubah posisi tubuhnya.
      Singkirkan mainan yang tidak diperlukan dari tempat tidur bayi Anda, sehingga dia bisa bebas berpindah posisi atau tidak terbatas dengan posisi terlentang saja.
      7. Menggunakan helm khusus
      Apabila perubahan posisi tidur bayi dan cara-cara di atas tidak berhasil, anda dapat mencoba menggunakan metode tertentu untuk mengatasi kepala bayi peyang, yaitu menggunakan helm khusus (cranial remoulding orthosis) yang diklaim dapat memperbaiki bentuk kepala bayi yang abnormal. Beberapa rumah sakit di luar negeri disebut-sebut sudah banyak yang menggunakan helm ini untuk mengobati kasus-kasus kelainan bentuk kepala bayi. Pengobatan umumnya membutuhkan waktu antara 3 sampai 4 bulan, tetapi bervariasi tergantung pada usia bayi dan tingkat keparahan dari asimetri tengkorak kepalanya.
      8. Perbanyak Tummy Time
      Pada waktu bermain, sering-seringlah membaringkan bayi Anda dalam keadaan tengkurap dan bertumpu pada perutnya atau biasanya disebut tummy time. Posisi ini sangat baik untuk perkembangan bayi, karena selain sebagai terapi untuk mencegah peyang pada kepala bayi, posisi ini juga membuat otot lengan, leher, pundak, dan dada bayi jadi semakin kuat.
      Tapi, biasanya bayi kurang nyaman dengan posisi bermain tummy time ini, karena mereka masih belum memiliki kekuatan untuk menahan kepala mereka. Oleh karena itu, buatlah tummy time menjadi aktivitas yang menyenangkan untuk bayi dengan meletakkan bayi di atas dada (posisi Anda dalam keadaan terlentang) atau Anda ikut memposisikan diri dalam keadaan tengkurap, ikut bermain dengan mainannya bersama-sama.
      Apakah kepala peyang pada bayi berbahaya?
    Untuk jenis peyang tertentu, yaitu positional plagiocephaly bisa dikatakan tidak berbahaya dan tidak akan menimbulkan kerusakan otak atau gangguan pada tumbuh kembang otak bayi.
    Selama Anda melihat bahwa tidak ada gangguan dan keterlambatan pada tumbuh kembang bayi Anda, maka Anda tak perlu cemas dan khawatir dengan bentuk kepalanya yang peyang. Namun, mungkin dampaknya adalah akan mengganggu penampilannya saja, membuat kepala bayi kurang enak dilihat, karena ada salah satu bagian yang tidak simetris.
    Sementara untuk jenis peyang Craniosynostosis, dampaknya cukup berbahaya karena bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan otak. Menutupnya bagian tulang-tulang kepala bayi sebelum waktunya itu membuat otak bayi tidak dapat tumbuh dengan optimal, karena tidak memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh dan berkembang. Akibatnya, tentu saja pertumbuhan dan perkembangan otak bayi akan terganggu.
    Namun, Anda tak perlu terlalu khawatir, karena kondisi Craniosynostosis ini termasuk cukup jarang terjadi.
    Meskipun demikian, Anda harus tetap waspada dengan cara rajin memeriksa bagian-bagian kepala dan ubun-ubun kepala bayi. Bila pada usia sebelum 18 bulan ubun-ubun kepala bayi sudah menutup sempurna dengan keras, ada kemungkinan ia mengalami Craniosynostosis dan itu harus segera mendapatkan penanganan dari dokter. Tindakan operasi kepala mungkin saja diperlukan untuk kasus Craniosynostosis ini.

    Demikian postingan kali ini, semoga bermanfaat ya bunda.
    Selamat menikmati hari-hari menjadi ibu. Semangat dan Salam ibu menyusui! :)

Related Post